TEOLOGI DIETRICH BONHOEFFER TENTANG 'GEREJA UNTUK ORANG LAIN' DAN RELEVANSINYA DALAM ERA DIGITAL BERDASARKAN MATIUS 5:13-16

Authors

  • Adelaide Auwike Mappadang Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja
  • Desiana Desiana Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja
  • Ratti Layana Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja

Keywords:

Dietrich Bonhoeffer; Gereja untuk Orang Lain; era digital; Digital Ecclesiology; Matius 5:13-16.

Abstract

Penelitian ini mengkaji relevansi konsep "Gereja untuk Orang Lain" dari Dietrich Bonhoeffer dalam era digital, dengan fokus pada interpretasi Matius 5:13-16. Melalui analisis literatur dan pendekatan hermeneutik, studi ini mengeksplorasi tantangan dan peluang yang dihadapi gereja di era digital, serta bagaimana konsep Bonhoeffer dapat direinterpretasi untuk konteks kontemporer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemikiran Bonhoeffer tetap relevan dan bahkan semakin mendesak di era digital, namun memerlukan adaptasi. Gereja perlu mengembangkan "Digital Ecclesiology" yang memadukan pelayanan online dan offline, sambil tetap mempertahankan esensi komunitas dan hubungan personal. Analisis Matius 5:13-16 menegaskan panggilan gereja untuk menjadi "garam dan terang" di dunia digital. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gereja perlu mengadopsi pendekatan yang seimbang dan terintegrasi dalam menghadapi era digital, dengan fokus pada pengembangan literasi digital, etika digital berbasis nilai Kristiani, dan model-model konkret "Gereja untuk Orang Lain" dalam konteks digital. 

 

Downloads

Published

2024-08-20

How to Cite

Mappadang, A. A., Desiana, D., & Layana, R. (2024). TEOLOGI DIETRICH BONHOEFFER TENTANG ’GEREJA UNTUK ORANG LAIN’ DAN RELEVANSINYA DALAM ERA DIGITAL BERDASARKAN MATIUS 5:13-16. Relinesia: Jurnal Kajian Agama Dan Multikulturalisme Indonesia, 3(4), 356–369. Retrieved from https://jurnal.anfa.co.id/index.php/relinesia/article/view/2227