SEJARAH MOCHI KASWARI LAMPION, 1983-2024
DOI:
https://doi.org/10.572349/dewaruci.v3i1.2060Keywords:
Mochi, Sukabumi, SejarawanAbstract
Banyak yang mengira mochi yang menjadi penganan khas Sukabumi ini berasal dari Jepang. Namun pernyataan ini ditepis sejarawan asal Sukabumi. Mochi dikenal sebagai salah satu penganan khas Kota Sukabumi. Hidangan ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTP) oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2022. Nama penganan ini mirip dengan makanan dari Jepang. Membuat banyak orang mengira mochi Sukabumi merupakan pengaruh yang dibawa Jepang. Namun, pernyataan ini dibantah oleh sejarawan asal Sukabumi. Menurut sejarawan dari Komunitas Dapuran Kipahare Irman Firmansyah, budaya itu berkembang sepanjang zaman. Kota Sukabumi sendiri berdiri pada masa kolonial Belanda. Sehingga banyak masyarakat Eropa dan non-Sunda lain yang tinggal dan menimbulkan percampuran budaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Sejarah Mochi, asal usulnya seperti apa, hingga perkembangannya sampai saat ini. Dalam penelitian Sejarah Makanan Daerah Khas Sukabumi Yaitu Mochi Kaswari Lampion ini menggunakan historis. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan menggali data-data secara lebih mendalam untuk memudahkan proses perancangan. Data penelitian diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi literatur. Data primer didapat melalui wawancara dengan owner Mochi Kaswari Lampion. Sedangkan data sekunder didapat dari metode observasi dan dokumentasi dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada konsumen dan sumber lainnya. Studi literatur melalui buku dan internet juga dilakukan untuk mendukung data perancangan.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Desi Alya
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.